Senin, 24 Februari 2014

Mendeteksi penyakit kandung kemih

Mendeteksi penyakit kandung kemih – Pada umumnya, kanker kandung kemih dikarenakan adanya faktor risiko dalam lingkungan kerja, seperti efek penggunaan bahan pewarna, karet, bahan kulit, tinta, atau cat. Faktor risiko lainnya berupa infeksi bakteri yang sering kambuh atau kronis pada saluran kemih, yang disebabkan oleh kebiasaan me­rokok. Kanker kandung kemih akan menyerang dua kali lebih banyak pada perokok ketimbang bukan perokok.
Kanker kandung kemih juga dipengaruhi oleh kebiasaan minum kopi. Kanker ini tumbuh dari kelenjar prostat, kolon, dan rektum pada laki-laki. Sementara itu, pada perempuan, kanker kandung kemih muncul dari tracts ginkologis bawah yang dapat menggumpal menjadi penyakit di kandung kemih.

Gejala yang sering timbul pada penderita kanker kandung kemih adalah ia sering mengeluhkan adanya rasa tidak nyaman saat buang air kecil. Boleh jadi, inilah tanda kanker kandung kemih. Sebagian besar orang didiagnosis terkena kanker kandung kemih ketika usia mereka mencapai 60-an. Bahkan, kurang dari 1%, orang-orang didiagnosis terkena kanker kandung kemih saat berusia di bawah 40 tahun. terkait itu, kita perlu mengetahui bahwa kemungkinan untuk mengembangkan penyakit tersebut semakin meningkat seiring bertambahnya umur.
Kali ini saya akan memberikan Ulasan tentang bagaimana Mendeteksi penyakit kandung kemih dan Solusi Penanganannya.
Pemeriksaan diagnostik yang sering kali dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada tes dini yang akurat untuk mendeteksi kanker kandung kemih. Meskipun begitu, dapat dilakukan sitologi urine untuk melihat adanya sel kanker. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengobatan meliputi kepastian invasi tumor dalam kandung kemih, penyebaran penyakit, dan keadaan umum penderita kanker.
Faktor-faktor tersebut berperan penting dalam rencana perawatannya, karena kecepatan kambuhnya tergolong tinggi. Oleh karena itu, kemoterapi intravesikal atau immunoterapi sangat mungkin dianjurkan. Terapi laser juga termasuk sebuah langkah terapi yang sangat mungkin diterapkan pada penderita kanker kandung kemih.
Diagnosis keperawatan yang bisa dikakukan antara lain mencegah iritasi kulit di daerah sekitar kandung kemih, mengembangkan intervensi dini terhadap kemungkinan komplikasi, antisipasi risiko infeksi R/T pembedahan untuk mengeliminasi urine, menggunakan sabun berjenis antimicrobial untuk mencuci tangan, serta meningkatkan aliran urine.
Gangguan air seni saat terserang kanker kandung kemih yang dikarenakan penggunaan tembakau atau rokok yang berlebihan merupakan risiko yang harus dihadapi oleh penderita kanker. Ada empat tahapan kanker kandung kemih, yang dipisahkan oleh seberapa jauh penyebaran kanker. Tahap 0 adalah tahap yang paling rendah ketika invasi sel kanker. Tahap IV atau tahap terakhir ialah tahap yang paling berat invasi selnya. Sedangkan tahap II dan III merupakan tahapan yang menunjukkan seberapa jauh penyebaran sel-sel kanker ke kandung kemih atau bagian tubuh lain dalam berbagai tingkatan.
Langkah perawatan paling konkret yang biasa dilakukan untuk menangani kanker kandung kemih adalah kemoterapi atau radiasi terapi dengan operasi. Kombinasi sejumlah terapi juga bisa digunakan untuk menangani kanker. Selain terapi itu, hendaknya pen­derita kanker senantiasa mengonsumsi makanan dan minuman bergizi.
Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cancer Prevention Research dan American Association for Cancer Research menerangkan bahwa selenium (jejak mineral yang ditemukan pada padi-padian, kacang, dan daging) dapat membantu mencegah kanker *• kandung kemih yang berisiko tinggi.
Para peneliti dari Dartmouth Medical School, Amerika, membandingkan tingkat selenium pada 767 orang yang baru didiagnosis terserang kanker kandung kemih dengan 1.108 orang dari masyarakat umum. Berbagai temuan memperlihatkan hubungan antara selenium dan kanker kandung kemih pada kalangan perempuan, sebagian perokok, dan orang-orang yang dinyatakan positif terkena kanker kandung kemih. Ternyata, hasil penelitian menunjukkan bahwa tak ada hubungan berbalik antara selenium dan kanker kandung kemih.
Walaupun demikian, perlu diketahui bahwa perem­puan (34%), perokok sedang (39%), serta orang-orang yang dinyatakan positif terkena kanker kandung kemih (43%) memperlihatkan pengurangan tingkat kanker kandung kemih dengan angka selenium yang lebih tinggi. Oleh karena itu, sebaiknya para perempuan mempertimbangkan hal ini guna mengurangi terjadi-nya risiko kanker kandung kemih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kirim kritik dan saran anda disini